Sunday, October 1, 2017

Kisah wanita sholehah di zaman rasulullah

Kisah wanita sholehah di zaman rasulullah, Kisah atau Hikayat wanita solehan yang sabar di zaman rosulullah Saw.

Diceritakan, pada zaman Nabi Saw. ada seorang laki-laki yang berangkat perang. Laki-laki itu bekata kepada istriya: "Janganlah engkau keluar dari rumah ini sampai aku pulang kepadamu." Pada suatu hari ayah perempuan itu sakit, maka dia mengutus seorang utusan menghadap Rasulullah. Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Hendaklah dia taat kepada suaminya." Demikianlah, berkali-kali dia mengutus utusan dan tetap diperintahkan Rasulullah supaya taat kepada suaminya. Wanita tersebut taat kepada suaminya dan tidak keluar dari rumah. Lalu ayahnya meninggal dan dia tidak dapat melihat ayahnya itu. Dia bersabar atas semua itu, sampai suaminya datang. Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw bahwa Allah mengampuni dosa wanita itu sebab taatnya kepada suaminya. Durratun Nashihin 160

Ciri-ciri wanita solehah yang terpuji

Ciri-ciri wanita solehah atau Sholihah yang terpuji, Baiklah kita lanjutkan dan kali ini tentang ciri-ciri wanita solehah. diriwayatkan dari abu hurairah ra dia berkata: Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya:

"Sebaik-baik perempuan adalah perempuan yang jika engkau pandang dia menggembirakan, jika engkau perintah, maka dia akan taat kepadamu dan jika engkau tinggal pergi, maka dia akan memelihara harta bendamu dan dirinya sendiri".

Kemudian beliau membaca ayat: "Ar-Rijaalu qawwamuun 'alan nisaa-i (Mereka (pria) diberi kekuasaan mendidik mereka (wanita) dan menangani urusannya)"

Dari Anas bin Malik, dia berkata: Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Seorang istri, apabila telah shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dia akan masuk surga dari pintu yang dia kehendaki." (Hr Ibnu nu'man)

hadist lagi yang masih berkenaan dengan ciri-ciri wanita solehah yaitu datang Dari Abdur Rahman bin Auf, dia berkata: Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya:

"Seorang wanita yang solehah, lebih baik daripada seribu laki-laki yang tidak saleh. Wanita mana pun yang berkhidmat pada suaminya selama tujuh hari, maka ditutuplah tujuh buah pintu neraka daripadanya dan dibukakan delapan pintu surga baginya serta dia akan masuk dari pintu yang mana dia mau, tanpa hisab."

Masih hadits yang selaras mengenai ciri wanita solehah Dari Aisyah ra. dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda yang artinya:

"Tidak ada seorang perempuan yang sedang haid kecuali haidnya itu sebagai penghapus dosa-dosanya yang telah lampau. Jika dalam hari pertama haidnya dia membaca. "Alhamdu lillaahi 'alaa kulli haalin wa-astaghfirullaaha min kulli dzanbin' (Segala puji bagi Allah dalam segala hal dan aku memohon ampunan kepada Allah dari segaa dosa), maka Allah mencatatnya bebas dari neraka, dapat lewat di atas shirath dan aman dari azab. Dan Allah akan mengangkat derajatnya setiap hari dan malam, seperti derajat empat puluh orang mati syahid apabila dia berdzikir kepada Allah Swt. selama masa haidnya Imam Hasan Al-Bashri menjelaskan, bahwa ketentuan di atas adalah untuk orang-orang perempuan yang saleh dan yang taat kepada suaminya, sesuai aturan syari'at. (kitab terjemah durratun nasihin hlm 159)

Keutamaan Membaca Shalawat Atas Nabi Saw

Keutamaan Membaca Shalawat Atas Nabi Saw

Baiklah pemirsa melanjutkan terjemah kitab durrarun nasihin pada bab 12 ini, seperti biasa setiap kali di awal bab ada pembahasan sedikit tentang Keutamaan membaca sholawat atas Nabi Muhammada Saw. dan kali ini dengan dasar yang berbeda:

Diriwayatkan dari Fudhail bin Ubaidah, dia berkata: "Seorang laki-laki telah masuk dalam masjid, lalu dia mengerjakan shalat. Setelah selesai dia berdoa: "Allahummaghfir lii warhamnii" yang artinya "Ya Allah, ampunilah aku dan berilah aku rahmat" Rasulullah saw. bersabda:

"Hai orang yang mengerjakan shalat, duduklah lalu memuji lah kepada Allah dengan pujian yang pantas untuk-Nya dan bacalah shalawat kepadaku kemudian berdoalah kepada-Nya. Kemudian datang lagi laki- laki yang lain dan mengerjakan shalat. Setelah dia selasai, dia memuji Allah dan membaca shalawat pada Nabi Muhammad Saw. Beliau bersabda: "Hai orang-orang yang shalat, berdoalah, pasti engkau dikabulkan. Barangsiapa yang mendengar namaku, lalu dia membaca shalawat kepadaku, maka Allah pasti mengabulkan semua doanya." Terjemah kitan durratun nasigin hlm 157

Kelebihan Kaum Laki-laki atas Perempuan

Kelebihan / Keutamaan Kaum Laki-laki daripada kaum Perempuan, Baiklah pemirsa blog terjemah durratun nasihin artikel ini pembahasan kali pertama terjemah kitab Durratun nasihin pada bab 12, yaitu tentang keutamaan kaum laki-laki daripada wanita, hal ini sebagai pebjelasan ayat Qur'an surat An-nisa' ayat 34 yang artinya sebagai berikut:

"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, sebab kelebihan yang diberikan Allah kepada sebagian laki-laki atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki itu telah menginjakkan sebagian harta benda mereka. Maka perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat (kepada Allah) dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada, sebab pemeliharaan Allah." (Qs. Annisa' ayat 34)


Sebab Turun Ayat Qs An-nisa' 34

Ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa Sa'ad bin Ar Rabi' Al-Anshari yang telah menampar istrinya, putri Muhammad bin Maslamah. Istri Sa'ad datang menghadap Rasulullah saw. dan beliau memutuskan untuk dibalas. Maka turunlah Malaikat Jibril seketika itu juga kepada beliau dengan  membaca ayat ini " Arrijaalu qowwaamuuna 'ala an-nisaa'" yakni mereka dikuasakan menangani urusan-urusan istri dan mendidiknya. Terjemah durratun nasihin hlm 157.

Saturday, September 30, 2017

Dialog Antara Ali dan Ahli Bid'ah

Dialog Antara Ali dan Ahli Bid'ah Dalam kitab Majma'ul Bahrain diterangkan, bahwa ada seorang laki-laki pada hari raya berada di tanah lapang. Dia bermaksud mengerjakan shalat sebelum shalat I'ed. Tetapi Ali Karramallahu wajhahu melarangnya. Berkatalah laki-laki itu "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku yakin, bahwa Allah tidak akan menyiksa karena perbuatan shalat." Ali berkata: "Dan aku yakin, bahwa Allah Swt. tidak memberi pahala suatu amal perbuatan, kecuali perbuatan itu telah dikerjakan oleh Rasulullah dan beliau menganjurkannya. Jadi shalatmu itu adalah sebuah permainan, sedang bermain-main dengan shalat adalah haram. Mungkin Allah akan menyiksa mu, karena shalatmu itu, sebab engkau telah menyalahi RasulNya.

Ambilah keterangan kami ini dan jangan engkau termasuk orang-orang yang kebingungan.(majalis arrumi)

Dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda:
"Allah swt. telah menciptakan wajah-wajah bidadari dalam empat macam warna: Putih, hijau, kuning dan merah. Dan telah menciptakan tubuhnya dari za'aran, misik, anbar dan kafur, serta menciptakan rambutnya dari garanfil (sejenis bunga cengkih). Jadi dari ujung jari kaki sampai lututnya terdiri dari za'faran yang harum baunya, dari lutut sampai pusarnya dari misik, dari pusar sampai ke lehernya terdiri dari anbar, dan dari lehernya sampai ke kepalanya terdiri dari kafur. Apabila bidadari itu meludah sekali ke dunia, maka ludah itu semerbak harum bagaikan misik. Pada dadanya tertulis nama suaminya dan terdapat sebuah asma Allah swt., sedang jarak antara kedua bahunya sejauh satu pos. Pada masing-masing tangannya yang dua belah itu terdapat sepuluh gelang dari emas dan pada jari-jarinya terdapat sepuluh cincin dan kedua kakinya terdapat beberapa gelang kaki permata dan mutiara." (daqoiqul ahbar) kitab terjemah durratun nasihin hlm 155.

Larangan Shalat Ragha'ib Di Bulan Rajab

Larangan Shalat Ragha'ib Di Bulan Rajab

Para ulama menilai, bahwa hadis-hadis yang diriwayatkan mengenai shalat Ragha'ib (shalat khusus di malam Jum'at pertama bulan Rajab) adalah maudhu' sedang yang dituduh membuat hadis maudhu' itu adalah Ibnu Jahm'i. penjelasan ini tidak perlu dianggap lagi, sekalipun disebutkan dalam sebagian kitab atau risalah. Karena itu kita mengetahui pasti tentang urusan agama, dan ketentuan pahala atau siksa adalah dari syara', bukan karena sembrono menggunakan akal dalam urusan agama.

Shalat-shalat Ragha'ib itu tidak pernah dikerjakan Nabi Muhammad Saw, dan tidak dikerjakan seorang pun dari sahabat-sahabatnya dan beliau tidak pernah menganjurkannya. Jadi melakukan shalat Ragha'ib itu tidak akan memperoleh pahala bahkan mengajarkan shalat Raghaib bisa menimbulkan siksa (Majalis ar-rumi)

Imam Al-Mawardi dalam Al-Iqna' berkata: "Puasa Rajab dan puasa sya'ban disunnatkan. adapun shalat khusus dalam bulan rajab tidak terdapat dalil pasti yang menerangkannya. Berdasarkan penjelasan ini, maka seharusnya orang yang memiliki pengetahuan agama dan patuh terhadap ajaran agamanya tidak terpengaruh dengan apa yang sedang dilakukan orang-orang di saat ini, dan janganlah terpengaruh karena ramainya dikerjakan orang dalam kalangan Islam dan meluasnya di kota-kota besar. Mengenai shalat Raghaib yang dikerjakan pada malam Jum'at pertama bulan Rajab itu, adalah bid'ah. Rasulullah Saw, bersabda:

"Hati-hatilah terhadap pembaruan dalam agama, karena sesungguhnya setiap pembaruan dalam agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat. Maka setiap yang baru adalah sesat, dan setiap kesesatan adalah neraka."

Dalam hadis yang lain di sebukan "Perkara yang paling jelek adalah perkara yang dibuat baru."

Dua hadis di atas menunjukkan, bahwa shalat Raghaib pada malam jum'at pertama buan Rajab adalah bid'ah dan sesat. Karena shalat itu termasuk hal-hal yang diada-adakan, yang tidak ada pada zaman sahabat Nabi, tabi'in dan tidak pula pada zaman para imam Mujtahid. Tetapi baru terjadi setelah abad keempat Hijriyah. Karena itulah para ulama dahulu tidak mengenal dan tidak pernah membicarakannya. Bahkan ulama muta'akhirin mencelanya dan menegaskan, bahwa shalat itu adalah bid'ah qabikhah (buruk) dan munkar. Tinggalkanlah shalat itu dan berpeganglah pada ibadah taat yang telah disebutkan oleh Al- Qur'an dan hadis, sehingga engkau menemukan surga yang tinggi dan derajat serta pangkat yang luhur.( Majalis ar-rumi) terjemah durratun nasihin hlm 154.

Keutamaan Puasa dan Tahajud di bulan Rajab

Keutamaan Puasa dan Tahajud di bulan Rajab, Baiklah pemirsa akan saya lanjutkan tentang terjemah kitab Dzurrotun nasihin dan kali ini tentang keutamaan puasa rajab dan keutamaan shalat tahajud di bulan rajab.

Di riwayatkan dari Aisyah Ra dia berkata : Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya:

" Pada hari kiamat semua manusia akan lapar, Kecuali para nabi dan keluarga mereka serra orang-orang yang berpuasa di bulan rajab, sya'ban dan ramadhan. mereka kenyang, tidak ada lapar haus bagi mereka." (zubdatul waiizin)

Dalam khobar (hadits) juga di sebutkan sebagai berikut:

"Apabila hari kiamat datang, malaikat berseru: "Di manakah orang-orang suka menghormati bulan Rajab? Lalu keluarlah sebuah cahaya yang diiringi oleh Malaikat Jibril dan Mikail as, serta orang-orang yang suka menghormati bulan Rajab. Kemudian mereka melewati Shirath seperti kilat yang menyambar. Mereka bersujud kepada Allah Swt. lalu berfirman: "Wahai orang-orang yang suka menghormati bulan Rajab, pada hari ini angkatlah kepalamu. Kamu telah menunaikan sujud di dunia pada bulan-Ku. Sekarang berangkatlah menuju tempat-tempatmu'." (Raunaqul majalis)

Dari Tsauban, dia berkata: "Kami pernah bersama Nabi Muhammad Saw. melewati sebuah kuburan. Nabi Muhammad Saw. berhenti, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau berdoa kepada Allah. Aku bertanya kepada beliau: "Mengapa engkau menangis, ya Rasulullah? Beliau bersabda: 'Hai Tsauban, mereka sedang disiksa dalam kuburnya, dan aku mendoakan mereka, lalu Allah meringankan siksa dari mereka Kemudian beliau bersabda: "Hai Tsauban, seandainya mereka itu berpuasa satu hari di bulan Rajab dan tidak tidur dalam bulan Rajab sehari saja, maka mereka tidak disiksa di kuburnya seperti itu." Aku bertanya: "Apakah puasa sehari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab itu dapat menghalangi siksa kubur?' Nabi Muhammad Saw, bersabda: "Hai Tsauban, demi Tuhan yang telah mengutus aku dengan haq sebagai seorang Nabi, tidaklah seorang muslim laki-laki atau perempuan yang mau berpuasa sehari dan beribadah semalam pada bulan Rajab dengan ikhlas, kecuali Allah mencatatnya seperti ibadah setahun, berpuasa siang harinya dan beribadah malam harinya." (zubdatul waizin) terjemah durrotun nasihin hlm 152.